KERAJAAN-KERAJAAN HINDU-BUDHA DI INDONESIA
OLEH :
KELOMPOK IV
1.
RACHMAT HIDAYAT
2.
A. DINUL FITRAH
3.
A TENRISUMPALA
4.
A. INAYAH PADLIA M
5.
A. SUGIANGKA
PENANGGUNG JAWAB : RISWANDI,
SMA NEGERI 1 LAPPARIAJA
2014
DAFTAR
ISI
Daftar isi.....................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 3
A.
Latar Belakang
Masalah........................................................... 3
B.
Rumusan
Masalah.................................................................... 3
C.
Tujuan dan
Manfaat.................................................................. 3
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA................................................................4
1.Kerajaan
Kediri…………………….............................................. 4
2.Kerajaan
Singhasari…..………………………………………….5
3.Kerajaan
Majapahit………………………………………………7
4.Kerajaan
Buleleng..……………………………………………..8
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN…………………………..………9
A.Kesimpulan……………………………………………………..9
B.Saran………………………………………………..….………..9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Kerajaan-kerajaan Hindu budha dimasa
lalu sangatlah bermanfaat bagi generasi sekarang untuk menelitih, dan mengkajih
kerajaan-kerajaan tersebut, karena apabila pada saat ini system belajar
kerajaan-kerajaan di alihkan atau tidak dipelajari akan menumbuhkan dampat
negative yang sangat besar bagi generasi muda saat ini.
Menyangkut dengan masalah dengan
karya Kerajan-Kerajan Hindu-Budha di Indonesia masih banyak siswa siswa yang
tidak mengerti, atau kata lain tidak memahami materi-materi Kerajan-Kerajan
Hindu-Budha di Indonesia. Meski kerajaan-kerajaan mereka telah membaca
artikel-artikel yang menyangkut materi ini mungkin saja masih banyak siswa yang
belum paham maka dari itu dari membuatan makalah ini kami berharapa agar
makalah ini dapat memberikan dampat positif bagi siswa-siswi
Rumusan Masalah
Bagaimana meningkatkan kempuan
siswa untuk memahami beberapa
kerjaan-kerajaan Hindu-Budha di Indonesia.
B.
Tujuan dan Manfaat
Makalah ini bertujuan Untuk :
1.
Memahami macam-macam kerajaan-kerajaan
di Indonesia.
2.
Mengetahui pembagian kerajaan-kerajaan
Hindu-Budha.
3.
Sebagai bahan acuan untuk memperdalam
pengetahuan tentang kerjaan-kerajaan di Hindu-Budha
Makalah ini
bermanfaat sebagaian bahan bacaan yang dapat kita baca untuk memperoleh ilmu
dasar tentang materi Kerajaan-kerajaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
Kerajaan Kediri atau
Kerajaan Panjalu adalah merupakan sebuah kerajaan besar yang terletak di daerah
Jawa Timur yang berdiri pada abad ke-12 yang terdapat di Jawa Timur antara
tahun 1042-1222. Kerajaan ini berpusat di kota Daha, yang terletak di sekitar
Kota Kediri sekarang. Kerajaan ini merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Kuno.
Pusat kerajaanya terletak di tepi Sungai Brantas yang pada masa itu telah
menjadi jalur pelayaran yang ramai.
Perkembangan
politik, social, dan Ekonomi
Pada tahun 1135 M Jayabaya berhasil menaklukan kekacaun pertentangan
dengan janggala, yang mengakibatkan kerjaan Kediri ini mundur dan Merosot.
Setelah jayabaya memerintah maka rakyat hidup teratur dan damai, serta mata
pencarian seperti Nelayan dan Pertanian berjalan dengan baik.
Didalam
armada Kediri terdapat panglima armada laut yaitu Senopati Sarwajala, Senopati
sarwajala ini dapat mengatur armada-armada yang terdapat di kerajaan dikediri
sehingga kebesaran dan kedamain cukup tangguh, ketangguhan ini dapat dikagumi
raja Sriwijaya, juga mengakui kebesaran kerajaan Kediri. Serta kemajuan
kerajaan Kediri ini akibat kesadaran rakyat terhadap pemerintah Kediri sehingga
rakyat-rakyat hidup damai di kerajaan Kediri.
Dibidang
kebudayaan Kediri yang menonjol yaitu Perkembangan Seni sastra dan pertunjukan
wayang, sehingga dikediri adanya dikenal wayang panji.
Ada beberapa karya sastra yang
terkenal, sebagai berikut :
1.
Kitab baratayuda
2.
Kitab kresnayana
3.
Kitab smaradahana
4.
Kitab Lubdaka
Raja-Raja yang Pernah Memerintah Kediri
Sistem pemerintahan kerajaan Kediri terjadi
beberapa kali pergantian kekuasaan, Berikut adalah nama-nama raja yang pernah
memerintah dan berkuasa di Kerajaan Kediri:
- Shri Jayawarsa Digjaya Shastraprabhu
2.
Kerajaan Sighasari
1.
Ken
Arok (1222-1227 M)
Setalahberakhirnya kerajaan
Kediri, kemudian berkembang Kerajaan Singhasri, kerajaan Singhasari pusatnya
diperkirakan terletak di dekat kota Malang, Jawa Timur. Kerajan Ini didirikan
Oleh Ken Arok, Ken Arok raja yang bergelar Sri Rangga Rajasa Sang Amurwabumi,
Ken Arok Memerintah selama Lima tahun.
Adapun raja-raja setelah Ken Arok
Sebagai Berikut
2.
Anuspati
Tahun 1227 M Anuspati naik takhta
Kerajaan Singhasari, ia memerintah selama 21 tahun. Akan tetapi, ia belum perna
banyak berbuat untuk membangun kerajaan.
3.
Tohjoyo
(1248 M)
Tohjoyo
merupak putra dari Ken Arok, sehingga ia merasa lbh pantas untuk menduduki
takhta Kerajaan, akan tetapi masa pemerintahannya sangat singkat, karena pada
saat itu kakuasaan lebih berpengaruh kepada Ronggowuni yang menunutut kekuasaan
takhta karena ia merasa lebih pantas untuk menduduki tahta itu karena ayahnya
merupakan raja kedua di singhasari ini.
4.
Ronggowuni
(1248-1268 M)
Ronggowuni
naik takhta kerajaan pada tahun 1248 yang didampingi oleh mahesa Cempaka,
Ronggowuni mempunyai gelar raja sebagai Sri Jaya Wisnuwardana, sedangkan Mahesa
Cempaka digelar sebagai Narasimhamurti. Disamping itu pada tahun 1954
wisnuwardana mengangkat putranya yang bernama Kaetanegara sebagai raja mudaatau
Yumaraja. Singhasari dibawah kekuasaan Ronggowuni dan Cempaka hidup rakyat
menjadi tentram dan damai dan rakyat hidup dengan bertani dan berdangan. Serta
kehidupan menjadi terjamin.
5.
Kertanegara
(1268-1992 M)
Tahun
12868 Kertanegara naik Takhta menggatikan ayahnya Ronggowuni. Ia bergelar
sebagai raja Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Kertanegara merupakan raja
yang terkenal di Singhasari, Kertanegara mempunyai cita-cita, Singhasari
menjadi kerajaan yang besar. Untuk mewujudkan cita-citanya Kertanegara
melakukan berbagai usaha.
Kertanegara merupakan
raja terbesar Singosari. Selama pemerintahannya, ia berhasil memperluas
wilayahnya hingga meliputi wilayah Sumatra, Bali, Kalimantan, dan Nusantara
bagian Timur. Salah satu ekspedisi penaklukannya dikenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu, yang dikirimkan pada tahun 1275
untuk menaklukkan Melayu.
Sementara itu,
perluasan pengaruh kemaharajaan Cina-Mongol di bawah Khubilai Khan menimbulkan
tantangan terhadap kekuasaan Kertanegara. Ketika sang kaisar mengirimkan utusan
yang menuntut agar Singosari tunduk kepada Cina, Kertanegara melukai wajah sang
utusan yang bernama Mengki. Khubilai Khan murka dan mengirimkan pasukan untuk
menyerang Jawa pada tahun 1292. Tetapi, keruntuhan Kertanegara ternyata datang
dari jurusan lain. Seorang keturunan raja-raja Kediri bernama Jayakatwang
memberontak terhadap kekuasaan Singosari untuk memulihkan kembali kejayaan
Kediri yang diruntuhkan oleh leluhur Kertanegara. Dalam suatu serangan, pasukan
Jayakatwang berhasil membunuh Kertanegara meskipun menantunya yang bernama
Raden Wijaya berhasil lolos. Kematian Kertanegara membuat Singosari runtuh.
3.
Kerajaan
Majapahit
Majapahit merupakan kerajaan
berpusat di Jawa Timur, Indonesia, yang berdiri sekitar tahun 1293 hingga 1500
M. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya menjadi kemaharajaan raya
yang menguasai wilayah yang luas di Nusantara pada masa kekuasaan Hayam
Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389.
Kerajaan Majapahit yaitu
kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai Nusantara dan dianggap sebagai
salah satu dari negara terbesar dalam sejarah Indonesia. Kekuasaannya terbentang di Jawa, Sumatra, Semenanjung
Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur.
Tanggal pasti yang
digunakan sebagai tanggal kelahiran kerajaan Majapahit adalah hari penobatan
Raden Wijaya sebagai raja, yaitu tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 saka yang
bertepatan dengan tanggal 10 November 1293. Ia dinobatkan dengan nama resmi
Kertarajasa Jayawardhana. Kerajaan ini menghadapi masalah. Beberapa orang
terpercaya Kertarajasa, termasuk Ranggalawe, Sora, dan Nambi memberontak
melawannya, meskipun pemberontakan tersebut tidak berhasil. Pemberontakan
Ranggalawe ini didukung oleh Panji Mahajaya, Ra Arya Sidi, Ra Jaran Waha, Ra
Lintang, Ra Tosan, Ra Gelatik, dan Ra Tati. Semua ini tersebut disebutkan dalam
Pararaton. Slamet Muljana menduga bahwa mahapatih Halayudha lah yang melakukan
konspirasi untuk menjatuhkan semua orang tepercaya raja, agar ia dapat mencapai
posisi tertinggi dalam pemerintahan. Namun setelah kematian pemberontak
terakhir (Kuti), Halayudha ditangkap dan dipenjara, dan lalu dihukum mati.
Wijaya meninggal dunia pada tahun 1309.
Hayam Wuruk, juga
disebut Rajasanagara, memerintah Majapahit dari tahun 1350 hingga 1389. Pada
masanya Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya,
yaitu Gajah Mada. Di bawah perintah Gajah Mada (1313-1364), Majapahit menguasai
lebih banyak wilayah.
Menurut Kakawin Nagarakretagama
pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatera, semenanjung
Malaya, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik
(Singapura) dan sebagian kepulauan Filipina. Sumber ini menunjukkan batas
terluas sekaligus puncak kejayaan dari Kemaharajaan Majapahit.
4.
Kerajaan Buleleng dan Kerajaan Dinasti
Warmadewa di Bali
Menurut
berita Cina disebelah timur kerajaan kaling ada daerah Po-li atau Dwa-pa-tan
yang dapat disamakan dengan bali.
Dalam
Sejarah bali, nama Buleleng muali terkeal setelah periode majapahit. Pada waktu
dijawa berkembang kerajaan-kerajaan islam, dibali juga berkembang sejumlah
kerajaan. Kerajaan Buleleng di dirikan oleh Gusti Panji Sakti, Nama kerajaan
buleleng semakin terkena, terutama setekah zaman penjajahan Belanda diBali.
Pada waktu itu perna terjadi perang rakyat Buleleng melawan Belanda.
Pada zaman kuno, sebenarnya buleleng
sudah berkembang pada masa perkembangan kerajaan Dinasti Warmadewa, Buleleng
diperkirakan menjaadisalah satu daerah kekuasaaan dinasti wamadewa. Sesuai
dengan letaknya yang ada di tepi pantai, Buleleng berkembang pesat perdangangan
laut. Perdangangan dengan daerah seberang mengalami perkembangan pesat pada
masa Dinasti Warmadewa yang diperintah oleh Anak Wungsu. Hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya kata-kata pada prasasti yang disimpan di Desa Sembiran
yang berangka tahun 1065.
Kata-kata yang dimaksud berbunyi
“mengkana ya hana banyaga sekeng sabrangjong, bahitra, rumunduk I manasa…
artinya Andai ada saudagar dari seberang yang datang jukung bahitra datang
berlabuh di Manasa”
Sistem perdangangan ada yang
menggunkan system barter, ada yang sudah menggunakan alat tukar uang, pada saat
itu sudah terkenal beberapa alat tukar(uang).
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Dari Kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Indonesia
diantara kerajaan Kediri, Singhasari, majapahit dan Kerajaan Buleleng. Dapat
kita ketahui sejarah-sejarah singkat dari makalah ini, agar semua yang telah
dipaparkan dalam makalah ini dapat memberikan wawasan tentang kerajaan-kerajaan
Hindu-Budha di Indonesia.
B. Saran
Sebaiknya dalam pembelajan Kerajaan-kerajaan
Hindu-Bundha jangan saja dipahami dengan bentuk materi akan tetapi yang
terpenting dalam dunia pendidikan yaitu bagaimana letak bentuk-bentuk kerajaan
serta peninggalannya.