Gagal dalam melangkah memang berkesinyambungan dengan ke suksesan. Kini aku sudah tak ada arah lagi tiga kali mencoba untuk menlangkah. Langkah itu selalu kandas entah dimana. Aku tidak tau bagaimana nasibku untuk kedepannya. Aku malu dengan diri sendiri yang selalu menumbuhkan rasa maluku sendiri. Diriku yang dulu di penuhi dengan motifasi hidupku. Ku merasakan gugurnya dalam jiwaku. Aku percaya bahwa rencana Tuhan jauh lebih baik apa yang kita bayangkan namun sekarang ini aku tidak punya apa-apa lagi. Tetesan air mata basahi pipi yang pucat sertai dengan pikiran yang entah bercampur aduk. Akan jadi apakah diriku ini yaa Allah. Aku tidak bisa melihat adanya muka kecewa dari muka orang tuaku, apalah daya tiga kali perjuangan meraih puncak hanya bisa sampai dilerengnya saja. Maafkan saya mama, bapak. Yang tidak bisa memperlihatkan yang terbaik dari diriku. Mencoba untuk bangkit itu bagaikan kertas yang kusut yg di setrika lagi butuh suhu yang panas untuk membuatnya kembali rapi. Tapi itu jauh dari hidupku. Aku merasakan kehancuran begitu dalam. orang-orang terdekat satu persatu kini meninggalkanku itu semua juga karena diriku yang begitu optimisnya dulu. Gagal melangkah berkali-kali itu bagaikan sayap dan kaki ini sudah patah entah mau bagaimana lagi. Orang-orang disekitarku hanya menanyakan karena mereka penasaran bukan karena perhatian. Mengolok-olokkanku. Memaki bahkan mencela. Hati ini merasa menangis ter iris-iris. Mereka hanya ingin bersama denganku jika meraih kesuksesan bila sudah melihat gagal mereka hanya perhatian saat di wajah berbeda saat sudah tidak sama lagi mereka memberikan hinaan bahkan celaan. Setiap doaku selalu aku panjatkan untuk mesa depanku agar ku bisa membahagiakan kedua orang tuaku. Keluarga bahkan saudara-saudara sekitarku. Namun Allah swt berkata lain entah sampai kapan aku harus begini. Menanggung perihnya rasa malu yang hanya bisa bersabar menunggu karidhohan Allah swt. Jika memang aku tak bisa mengapainya sudah cukuplah aku untuk hidup agar tidak menjadi beban dan ukiran-ukiran malu dalam keluarga ini. Maafkan jika sepertinya sudah merasa putus asa. Tetapi di jiwa ini selalu aku berusaha untuk memacuhnya kembali mengenal dunia kembali, mencoba untuk meniti kembali, apalah dayaku pengangan yang ku anggap kuat sepertinya rapuh dengan waktu yang berjalan. Yaa Allah swt. Yang maha pengurus segalanya dan maha agung. Ampunilah hamba. Janganlah engkau menyusahkan jalan kesuksesanku. Karena diriku sudah tidak cukup kuat lagi untuk semua itu yaa Allah. Yaa Allah yang maha pemberi. Berilah hamba ketabahan. Kesabaran dalam menjalani semua ini. Yaa Allah yang maha penolong. Tolonglah hamba yaa Allah apa yang telah hamba idam-idamkan dapat saya wujudkan Yaa Allah. Semoga Iman dan ketaqwaan hamba tetap ada dalam jiwaku yaa Allah. Semoga kesengsaraan dunia ini engkau akan balsakan hamba dengan balas yang lebih baik di akhirat kelak yaa Allah. Semoga ini merupakan yang terakhir kali hamba kandas dengan jalanku Yaa Allah. Selamatkanlah aku dari fitnah dunia dan fitnah akhiratmu yaa Allah. Aamiin.
Selasa, 28 Juni 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Gejolak Hati
Hati kokoh nan kuat Bergejolak menampar jiwa Mata tertutup telinga terbuka Hati tetap tegar.. Jalan hidup sudah menjadi takdirnya Beriringan...
-
Oleh :...
-
PERASAAN Lebih baik lari maraton daripada lari mengenjar dirimu yang tak tau jarak dan tujuan Sayang bukan lambang dari kesetiaan karena...
-
RESUME TERONG A) SEJARAH TERONG Terong atau terung ialah tumbuhan yang tergolong dalam keluarga Solanaceae dan genus Solanum. I...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar